|

Jilbab Rancangan Bule, Tanpa Peniti, Menutup Aurat, dan Trendi Pula


Memakai jilbab adalah pilihan. Seiring berjalannya waktu, jilbab semakin modern dan mengikuti jaman. Semakin banyak model trendi jilbab yang ditawarkan. Bahkan ada jilbab untuk olahraga termasuk jilbab untuk olahraga air.

Perempuan bule Belanda tanpa jilbab, Cindy van den Bremen merancang penutup kepala itu. Pengalamannya ketika masih duduk di bangku sekolah menjadi alasan untuk merancang jilbab.

Ketika duduk di sekolah menengah, ada temannya yang tidak boleh mengikuti mata pelajaran olahraga. Jilbab yang dikenakannya ternyata membahayakan dirinya sendiri. Ibunya mencoba menjahitnya agar tidak nyangkut. Ia bahkan melakukan koprol di pengadilan untuk memperlihatkan jilbab yang dikenakannya tidak berbahaya.

Komisi Kesamaan Perlakuan saat itu akhirnya memutuskan jika memang sang guru merasa bahwa jilbab yang dikenakannya membahayakan maka ia bisa melarang seorang murid mengenakan jilbab. Sebagai alternatif, guru di sekolahnya menyarankan agar murid itu memakai topi renang. Tapi sebagai seorang remaja yang ingin juga tampil modis, topi renang itu bukan jalan keluar, selain karena panas.

"Lalu saya berfikir ini bukan cuma soal menutup. Ini menyangkut juga bentuknya, sebagai seorang perancang saya bisa melakukan sesuatu," katanya.

Tak Hanya Ikatan Selendang

Desain jilbab cipataan Cindy van Bremen, menurutnya tidak hanya sebuah selendang yang bisa menutup kepala saja. Jilbab ciptaannya tidak memerlukan peniti atau tusuk jarum untuk mengikatnya. Selain itu, bahannya juga nyaman dipakai.

Selama menjalani usahanya itu, Cindy van Bremen banyak menerima tanggapan dari negara-negara lain. Ia juga berkoordinasi dengan perempuan negara lain untuk berdikusi soal desain dan strategi. Semua koleksi jilbab yang ditampilkan sengaja menutup dada sang pemakai.

Alasan lain yang membuat Cindy van den Bremen merancang jilbab adalah, "Sangat termotivasi dengan semakin banyaknya orang di Belanda yang mengenakan jilbab, bahkan sebelum peristiwa 11/9. Dan banyak juga perempuan Maroko atau Turki memakai jilbab dari negara asal mereka yang tidak cocok dengan mode di barat".

Rancangan jilbab yang mereka pakai itu menurutnya dibuat sembarang saja. Cindy van Bremen juga mewawancara perempuan pemakai jilbab lainnya. Yang ditanyakan antara lain apa yang menyebabkan seseorang mengenakan jilbab. Jawabannya, mereka mengenakan jilbab bukan hanya karena alasan agama saja, tapi juga alasan budaya tradisional mereka.

Minat Indonesia

Menurut Cindy, produksinya itu menarik minat pembeli dari Indonesia. Bahkan ia sudah memiliki reseller di Singapura dan Thailand. Itu memudahkan karena para pembeli tidak usah membayar ongkos kirim dan pembeli juga dilayani oleh penjual yang bisa berbahasa mereka.

Lalu bagaimana hubungannya dengan para pembeli sendiri? "Untuk Indonesia memang barang kami agak mahal, jika Anda membandingkan dengan jilbab biasa maka harga kami termasuk di atas. Namun harus Anda bandingkan dengan busana-busana olahraga bermerk lainnya seperti Nike".

Jadi tuturnya, baginya menguntungkan jika jilbab ini dijual di toko olahraga setingkat itu. Karena di sana orang-orang mau membayar lebih. Jilbab menurutnya bukan hanya sepotong kain tapi merupakan hasil desain.




Artikel Menarik Lainnya:


Posted by Unknown on 11.44. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response