Temukan 'Soulmate' Lewat Tes DNA
Setiap lajang mengupayakan berbagai cara untuk menemukan jodoh mereka. Mulai dari mengikuti berbagai komunitas hingga mendaftarkan diri dalam biro jodoh. Di Jerman, peneliti membantu menemukan jodoh bagi para lajang dengan menggunakan sampel DNA.
Peneliti mematenkan cara tersebut di sebuah situs perjodohan. Mereka mengambil dan meneliti sampel DNA dari air liur. Dari sampel itu, para klien dapat mengetahui siapakah orang yang cocok untuk menjadi pendamping hidupnya.
"Sebenarnya, saat kita bertemu dengan seseorang pertama kali, kita sudah bisa memutuskan apakah kita tertarik atau tidak hanya dalam hitungan detik," ungkap Sarah A. Port, penemu Gmatch, situs pencarian jodoh lewat DNA.
Hal itu mungkin Anda anggap sebagai hal yang biasa, padahal saat itulah DNA Anda berteriak dan melompat bahagia karena bertemu dengan pasangannya.
DNA dalam tubuh manusia diibaratkan seperti kutub magnet. Saling tarik menarik apabila menemukan pasangannya. Dan apabila ada rasa kecocokan, maka ketertarikan satu sama lain besar.
"Tanpa disadari, pertama kali bertemu dengan seseorang yang menarik, kita akan mengendus aroma tubuhnya. Hal ini alami terjadi, karena secara otomatis otak dan hidung bekerja sama mengenali aroma feromon," imbuh Sarah.
Feromon tersebut juga membuat satu sama lain ingin selalu berdekatan, entah berpelukan atau dengan bergandengan tangan.
Peneliti mematenkan cara tersebut di sebuah situs perjodohan. Mereka mengambil dan meneliti sampel DNA dari air liur. Dari sampel itu, para klien dapat mengetahui siapakah orang yang cocok untuk menjadi pendamping hidupnya.
"Sebenarnya, saat kita bertemu dengan seseorang pertama kali, kita sudah bisa memutuskan apakah kita tertarik atau tidak hanya dalam hitungan detik," ungkap Sarah A. Port, penemu Gmatch, situs pencarian jodoh lewat DNA.
Hal itu mungkin Anda anggap sebagai hal yang biasa, padahal saat itulah DNA Anda berteriak dan melompat bahagia karena bertemu dengan pasangannya.
DNA dalam tubuh manusia diibaratkan seperti kutub magnet. Saling tarik menarik apabila menemukan pasangannya. Dan apabila ada rasa kecocokan, maka ketertarikan satu sama lain besar.
"Tanpa disadari, pertama kali bertemu dengan seseorang yang menarik, kita akan mengendus aroma tubuhnya. Hal ini alami terjadi, karena secara otomatis otak dan hidung bekerja sama mengenali aroma feromon," imbuh Sarah.
Feromon tersebut juga membuat satu sama lain ingin selalu berdekatan, entah berpelukan atau dengan bergandengan tangan.
Follow @BlogAB
Posted by Unknown
on 18.32. Filed under
Cinta,
Unik
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response