|

Viva Barca!


Barcelona bertemu Manchester United. Dua-duanya kampiun. Satu juara Liga Spanyol, satunya lagi juara Liga Inggris. Secara teknis pertemuan ini sulit dikaji. Pertaruhan ditentukan kesiapan mental dan kebugaran badan. Selain, tentu, nasib baik.

Barca dan MU memang kesebelasan luar biasa. Keduanya hebat. Mereka mewakili dua kutub Spanyol dan Inggris. Spanyol (dan Amerika Latin) menerapkan pola angin buritan berpusing-pusing. Bola berpindah dari kaki ke kaki membuyarkan konsentrasi. Dan saat peluang terbuka solo-run dilakukan dengan hasil gol yang indah dan menakjubkan.

Kreator seni bermain bola seperti itu diwakili Lionel Messi, Iniesta, dan Xavi di Barcelona. Kendati tidak sama warganegaranya, tetapi merekalah jiwa dari permainan gaya ini. Kelenturan dan kelengketan bola menjadi ciri utama. Dan jika tidak ada lagi pemain bertalenta seperti itu, maka pola ini akan kehilangan greget.

Sedang kutub Inggris berpola angin menggiring. Kecepatan dan kekuatan roh dari strategi ini. Serangannya bak taufan yang menerjang apa saja. Gaya itu menonjol dalam sosok Wayne Rooney dan Ronaldo yang sekarang bermain di Real Madrid. Untuk itu gol-gol yang dihasilkan terbanyak memang lahir dari speed & power itu.

Permainan dengan dua gaya yang berbeda ini enak dan menarik untuk ditonton. Laga kali ini tidak membosankan seperti saat Barcelona berhadapan dengan Real Madrid. Mourinho yang menerapkan pola defensif telah menghilangkan taste permainan itu. Gol pun pelit lahir.
Laga Barca dan MU akan dipenuhi banyak gol. Kendati mungkin saja selisihnya tidak banyak, tapi pertemuan ini setidaknya mencatat tiga kali kiper mengambil bola dari jalanya. Atau bisa pula ada yang menang dengan selisih besar.

Dua gaya berbeda yang besok akan bertemu untuk menentukan yang menang itu tidak mencerminkan yang kalah polanya kurang baik dibanding yang menang dan sebaliknya, tetapi itu lebih ditentukan stamina dan faktor non-teknis. Untuk itu Barca berangkat ke Inggris lebih awal.

Kekalahan akibat faktor stamina itu pernah dialami Barcelona. Dia dikalahkan Inter Milan saat ditangani Mourinho tahun lalu. Kekalahan pasukan Pep Guardiola di Italia itu bukan karena permainan Inter lebih bagus atau Mourinho lebih hebat dibanding Pep. Kekalahan itu lebih disebabkan kelelahan Barca yang lewat darat akibat meletusnya Gunung Evjafjallajokull di Islandia. Mereka harus menempuh jalan darat sejauh 1.000 kilometer dari Spanyol ke Italia.

Peristiwa itu dijadikan pengalaman Pep. Pekan kemarin ketika kembali terjadi gejolak alam, Gunung Grimsvoetn meletus, jadwal keberangkatan pasukannya pun dipercepat. Dengan begitu diharap kelelahan tidak merusak permainan anak-anak Barcelona. Ini yang mensugesti para penggemar Barcelona, bahwa Xavi dan kawan-kawan siap lahir batin untuk bermain dan menang.

Benarkah Barcelona menang? Saya memang menjagokan Barcelona. Itu bukan semata keindahan permainan yang diperagakan, tetapi juga ketauladanan yang ditunjukkan para pelatih dan pemainnya. Mereka tidak egois dan arogan. Rasa setia kawan dijunjung tinggi. Dan solidaritas itu perekat soliditas klub ini. Viva Barca!




Artikel Menarik Lainnya:


Posted by Unknown on 20.32. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response