|

Kasus Penangkapan Luthfie 'Big Brothers Indonesia' Bukan Rekayasa


Banyak yang menuding bahwa kasus penangkapan Luthfie 'Big Brothers Indonesia' (BBI) dini hari tadi hanyalah rekayasa Trans TV untuk menaikkan rating acara. Benarkah begitu?

Semalam, Luthfie alias Boris Eka Putra Simbolon ditangkap usai menjalani syuting acara BBI yang ditayangkan secara langsung di Trans TV. Dengan kawalan 4 orang petugas keamanan, ia dibawa dengan mobil untuk diserahkan ke Polsek Mampang guna pemeriksaan lebih lanjut.

Usai diperiksa langsung oleh Kanit Reskrim Polsek Medan Labuhan AKP M. Oktavianus dan timnya, Luthfie resmi ditetapkan sebagai tersangka. Ia terlibat kasus tindak pidana atas tuduhan penipuan atau penggelapan sepeda motor milik Lela Savira.

Penangkapan itu pun kemudian menjadi perbincangan hangat di masyarakat hingga ke dunia maya. Banyak yang beranggapan bahwa kasus Luthfie direkayasa pihak Trans TV agar rating program BBI meningkat.

Dalam sebuah forum internet, seorang anggotanya menulis, "halah, kontroversi buatan biar acara 'big brother' ratingnya naik." ungkapnya.

Namun, Kepala Departemen Produksi Trans TV M Ikhsan membantah semua tudingan tersebut. Ia mengaku bahwa semua peristiwa yang terjadi dalam acara BBI adalah fakta dan tanpa rekayasa.

"Nggak lah. Nggak ada itu. Sekitar akhir April, 3 minggu setelah kita on air, banyak laporan dari masyarakat soal penipuan yang dilakukan Luthfie. Setelah kita telusuri, ternyata benar. Kita cek, data-data pribadi dia yang dikasih ke kita pun banyak yang palsu. Akhirnya dia kita diskualifikasi dan diserahkan ke pihak berwajib," jelasnya dalam jumpa pers yang digelar di Gedung Trans TV, Mampang, Jakarta Selatan, (18/6/2011)

"Jujur kita nggak nyangka. Pemikiran kita, nggak mungkin seorang penjahat akan berani ke TV nasional di suatu reality show yang akan membongkar kehidupan pribadinya. Nggak sempat kita berfikiran bahwa dia palsu dan senekat itu," sambungnya kemudian.

Diakuinya, saat itu proses audisi peserta BBI memang berjalan cukup cepat. Luthfie berhasil lolos audisi dari kota Medan lantaran memenuhi persyaratan yang cukup dan meyakinkan.

"Dia usianya 23 tahun dan S1 dari Universitas Sumatera Utara, S2-nya di Universitas Airlangga, Surabaya. Dia ngakunya seorang dokter bedah," jelasnya.

Selain itu, tak sedikit pula yang mempertanyakan proses perekrutan peserta BBI di Trans TV. "Kok pihak Trans TV-nya bisa kecolongan gitu waktu awal mula perekrutan peserta BBI nya?," ujar seorang anggota di sebuah forum internet.

Ikhsan pun menjawab, Trans TV sudah melakukan seleksi yang ketat untuk menyaring peserta BBI. Dalam proses audisinya di tiap daerah pun mereka bahkan menghadirkan tim psikologi. Namun ketika itu diakuinya tak ada yang aneh dari Luthfie. Bahkan ia menilai kemampuannya berkomunikasi dan berinteraksi sangat luar biasa dan menjadi perhatian.

"Proses seleksi kita sendiri sudah baik ya. Waktu itu dia ngaku ikut BBI untuk mencari abangnya supaya minta maaf. Setelah kita lacak, abangnya yang dia maksud itu juga ternyata korban juga. Ya itu tadi, kita nggak nyangka, masa sih orang segila ini berani muncul di TV padahal korbannya banyak dan dicari polisi," terangnya.

Lantas apakah Luthfie memang gila? "Nggak tau, kalau dari sisi saya yang bukan medik, dia gila. tapi dari sisi medik saya nggak tahu. Kalau bagi saya dari sisi produksi, ini jadi pembelajaran banget buat kita supaya nggak terjadi lagi," tandasnya.




Artikel Menarik Lainnya:


Posted by Unknown on 22.41. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response