Malaysia Usulkan Bahasa Indonesia-Melayu Jadi Bahasa Komersial
Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia Dr Datok Sri Rais Yatim mengusulkan agar Bahasa Indonesia-Melayu menjadi bahasa komersial di kawasan Asia Tenggara.
"Setidaknya hal itu dapat diterapkan pada lima negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, dan Thailand bagian selatan," kata pejabat tinggi Malaysia itu di Bukittinggi, Sabtu.
Hal itu disampaikannya pada pertemuan wartawan dan budayawan Malaysia-Indonesia di Gedung Tri Arga Bukittinggi pada 23-26 September.
Acara itu diikuti Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia bersama Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI serta wartawan dari kedua negara.
Menurut Datok Sri, bahasa merupakan produk budaya yang bernilai tinggi yang perlu dilestarikan dan disebarluaskan keberadaannya serta menjadi alat komunikasi yang utama.
"Bahasa tersebut juga akan menjembatani saling berbagi ilmu pengetahuan serta kerja sama dalam berbagai bidang," katanya.
Sebuah negara akan besar dan kuat jika memiliki budaya yang kuat sebagaimana yang dimiliki Amerika Serikat dan Inggris.
"Walaupun secara geografis dan politik masing-masing negara berbeda, namun dengan adanya bahasa yang menjadi pemersatu maka hubungan baik akan dapat ditingkatkan," katanya.
Selama ini dalam menjalin hubungan baik di antara negara-negara yang ada lebih mengedepankan pendekatan politik, padahal hubungan itu dapat lebih dipererat dengan pendekatan budaya dan bahasa.
"Jika hal itu terwujud maka paling sedikit 300 juta orang akan terlibat aktif menggunakannya," katanya.
Oleh karena itu, ia mengajak pemerintah kedua negara untuk mengambil langkah agar hal ini bisa terwujud, tambah dia.
Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia didampingi istri dan sejumlah ketua pengarah serta 40 jurnalis dari negeri jiran itu berkunjung ke Sumatera Barat dalam rangka membangun hubungan silaturrahim pada 23-25 September 2011.
Rombongan Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia juga dijadwalkan mengunjungi sejumlah daerah tujuan wisata di Sumatera Barat, di antaranya Padangpanjang, Agam, Bukittinggi, Payakumbuh, Pesisir Selatan dan Kota Sawahlunto.
"Setidaknya hal itu dapat diterapkan pada lima negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, dan Thailand bagian selatan," kata pejabat tinggi Malaysia itu di Bukittinggi, Sabtu.
Hal itu disampaikannya pada pertemuan wartawan dan budayawan Malaysia-Indonesia di Gedung Tri Arga Bukittinggi pada 23-26 September.
Acara itu diikuti Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia bersama Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI serta wartawan dari kedua negara.
Menurut Datok Sri, bahasa merupakan produk budaya yang bernilai tinggi yang perlu dilestarikan dan disebarluaskan keberadaannya serta menjadi alat komunikasi yang utama.
"Bahasa tersebut juga akan menjembatani saling berbagi ilmu pengetahuan serta kerja sama dalam berbagai bidang," katanya.
Sebuah negara akan besar dan kuat jika memiliki budaya yang kuat sebagaimana yang dimiliki Amerika Serikat dan Inggris.
"Walaupun secara geografis dan politik masing-masing negara berbeda, namun dengan adanya bahasa yang menjadi pemersatu maka hubungan baik akan dapat ditingkatkan," katanya.
Selama ini dalam menjalin hubungan baik di antara negara-negara yang ada lebih mengedepankan pendekatan politik, padahal hubungan itu dapat lebih dipererat dengan pendekatan budaya dan bahasa.
"Jika hal itu terwujud maka paling sedikit 300 juta orang akan terlibat aktif menggunakannya," katanya.
Oleh karena itu, ia mengajak pemerintah kedua negara untuk mengambil langkah agar hal ini bisa terwujud, tambah dia.
Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia didampingi istri dan sejumlah ketua pengarah serta 40 jurnalis dari negeri jiran itu berkunjung ke Sumatera Barat dalam rangka membangun hubungan silaturrahim pada 23-25 September 2011.
Rombongan Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia juga dijadwalkan mengunjungi sejumlah daerah tujuan wisata di Sumatera Barat, di antaranya Padangpanjang, Agam, Bukittinggi, Payakumbuh, Pesisir Selatan dan Kota Sawahlunto.
( Sumber : AntaraNews )
Follow @BlogAB
Posted by Unknown
on 23.36. Filed under
Dunia
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response