Menangis Itu Sehat
Setiap orang butuh menangis, bahkan pemain sepak bola sekalipun. Sebuah studi menunjukkan bahwa pemain sepak bola yang menganggap menangis sah-sah saja ketika kalah dalam sebuah pertandingan besar ternyata memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi ketimbang pemain gagah perkasa yang mengharamkan air mata.
Ilmuwan juga menemukan bahwa pemain yang memperlihatkan kasih sayang secara fisik terhadap anggota timnya jauh lebih bahagia. Ilmuwan dari Indiana University-Bloomington, Amerika Serikat, sengaja mempelajari bagaimana stereotip gender tentang menangis mempengaruhi pemain sepak bola, dan bagaimana keyakinan mereka terhadap emosi di lapangan mempengaruhi aspek lain dalam kehidupan mereka.
Studi dilakukan terhadap 150 pemain sepak bola dari dua universitas, National Collegiate Athletic Association Division II dan National Association of Intercollegiate Athletics. Para partisipan rata-rata berusia 19 tahun dan sebagian besar berkulit putih.
Mereka diminta membaca skenario tentang seorang pemain sepak bola bernama Jack yang menangis setelah bertanding. Mereka disodori empat pilihan akhir cerita itu, Jack menangis karena kalah, menangis bahagia karena menang, menangis tersedu-sedu setelah kalah, atau tersedu-sedu karena menang.
Para pelajar cenderung berpikir menangis setelah kalah bertanding adalah hal biasa dan wajar bagi seorang pemain sepak bola. Namun mereka tidak dapat menerima tangis tersedu-sedu sebagai reaksi yang wajar dalam situasi kalah. Pemain sepak bola juga mengatakan mereka pun bakal menangis tapi bukan tersedu-sedan bila berada dalam posisi Jack.
Studi itu juga memperlihatkan bahwa kelompok yang membaca cerita Jack menangis tersedu-sedu setelah kalah tanding menegaskan bahwa reaksi itu normal di kalangan pemain sepak bola daripada kelompok yang membaca cerita Jack tersedu-sedu setelah timnya menang.
"Pada 2009, media menghina Tim Tebow, quarterback tim University of Florida, karena menangis di pinggir lapangan setelah kalah," kata Y. Joel Wong, psikolog di Indiana University-Bloomington.
Wong mengatakan pemain sepak bola yang percaya tangisan Jack itu wajar memiliki rasa percaya diri lebih tinggi. "Sebaliknya, pemain yang yakin tangisan Jack itu tak wajar, tapi merasa bakal menangis jika berada dalam posisi Jack, memiliki kepercayaan diri yang rendah," kata Wong.
Ilmuwan juga menemukan bahwa pemain yang memperlihatkan kasih sayang secara fisik terhadap anggota timnya jauh lebih bahagia. Ilmuwan dari Indiana University-Bloomington, Amerika Serikat, sengaja mempelajari bagaimana stereotip gender tentang menangis mempengaruhi pemain sepak bola, dan bagaimana keyakinan mereka terhadap emosi di lapangan mempengaruhi aspek lain dalam kehidupan mereka.
Studi dilakukan terhadap 150 pemain sepak bola dari dua universitas, National Collegiate Athletic Association Division II dan National Association of Intercollegiate Athletics. Para partisipan rata-rata berusia 19 tahun dan sebagian besar berkulit putih.
Mereka diminta membaca skenario tentang seorang pemain sepak bola bernama Jack yang menangis setelah bertanding. Mereka disodori empat pilihan akhir cerita itu, Jack menangis karena kalah, menangis bahagia karena menang, menangis tersedu-sedu setelah kalah, atau tersedu-sedu karena menang.
Para pelajar cenderung berpikir menangis setelah kalah bertanding adalah hal biasa dan wajar bagi seorang pemain sepak bola. Namun mereka tidak dapat menerima tangis tersedu-sedu sebagai reaksi yang wajar dalam situasi kalah. Pemain sepak bola juga mengatakan mereka pun bakal menangis tapi bukan tersedu-sedan bila berada dalam posisi Jack.
Studi itu juga memperlihatkan bahwa kelompok yang membaca cerita Jack menangis tersedu-sedu setelah kalah tanding menegaskan bahwa reaksi itu normal di kalangan pemain sepak bola daripada kelompok yang membaca cerita Jack tersedu-sedu setelah timnya menang.
"Pada 2009, media menghina Tim Tebow, quarterback tim University of Florida, karena menangis di pinggir lapangan setelah kalah," kata Y. Joel Wong, psikolog di Indiana University-Bloomington.
Wong mengatakan pemain sepak bola yang percaya tangisan Jack itu wajar memiliki rasa percaya diri lebih tinggi. "Sebaliknya, pemain yang yakin tangisan Jack itu tak wajar, tapi merasa bakal menangis jika berada dalam posisi Jack, memiliki kepercayaan diri yang rendah," kata Wong.
( Sumber : tempoInteraktif )
Follow @BlogAB
Posted by Unknown
on 01.18. Filed under
Kesehatan,
Tips
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response
Artikel Menarik Lainnya:
Tips
- Ngintip Situs Palsu BlackBerry
- Cara Mengatasi Android Lemot
- Cara Membedakan Galaxy S4 'KW' dengan yang Asli
- 10 Sikap Positif dalam Bekerja
- 7 Kegiatan Asyik Saat Tidak Punya Uang
- Download Windows 8 Pro Full Version + License Key
- 4 Hal dalam Hidup yang Bisa Rusak Akibat Dibutakan Cinta
- Ini Bahayanya Membiarkan Bayi Nangis Terlalu Lama
- Awas!! Percintaan Bubar Karena Teknologi
- Jangan Menikah pada 11-11-11
Kesehatan
- 8 Cara Berpikir yang Memicu Stres
- Inilah Masalah Kesehatan yang Paling Bikin Malu
- Tips Memilih Lagu yang Tepat untuk Olahraga
- Obat Panjang Umur Hingga 150 Tahun Tapi Tetap Sehat
- Astaga.. Putus Cinta, Mantan Pacar Diinjeksi Virus HIV
- Spa Ikan Bisa Tularkan HIV dan Hepatitis C
- Ternyata Pria Lajang Lebih Rentan Terserang Kanker
- Inilah 23 Jenis Makanan yang Bisa Bikin Pria Sehat dan Perkasa
- 12 Manfaat Teh yang Tak Terduga
- Sakit, Perempuan Muda Ini Alami Penuaan Dini