Google Bikin Toko Musik Online
Layanan toko musik online milik Apple Inc dan Amazon.com Inc bakal mendapat pesaing baru. Google berencana membuat toko musik online.
Untuk rencana tersebut Google telah melakukan pembicaraan dengan empat perusahaan musik besar. EMI, Universal Music Group, Sony Music, dan Warner Music. Google akan meminta lisensi untuk katalog toko musik online.
Namun dari keempatnya baru EMI yang hampir mendekati kesepakatan. Sedangkan yang lain, meskipun belum mencapai kata sepakat, Google masih terus melakukan pembicaraan yang intensif.
Toko musik online milik Google itu akan menggabungkan layanan penjualan ritel dan remote music storage, yakni layanan musik berbasis cloud.
Layanan toko musik berbasis cloudsudah terlebih dulu dilakukan Apple melalui teknologi iCloud. Apple menyatakan layanan ini menawarkan kombinasi yang lebih komprehensif dari fitur yang dimiliki Amazon dan Google.
Dibanding Google dan Amazon, Apple sudah mengantongi lisensi dari empat label musik besar. Hal ini memungkinkan pengguna memiliki perpustakaan musik online yang bisa diakses dari mana pun tanpa melalui uploading.
Sedangkan Google Beta dan Player Cloud milik Amazon, meski memungkinkan penyimpanan musik secara online, layanan tersebut tidak memiliki lisensi dari perusahaan musik. Walhasil pengguna harus meng-upload terlebih dulu sebelum musik disimpan di sistem.
Sebelumnya, saat Google meluncurkan layanan penyimpanan musik gratis Mei lalu, eksekutif Google mengatakan tidak bisa mencapai kesepakatan dengan label rekaman. Para label besar itu mengkhawatirkan layanan musikonline ini melegitimasi pembajakan.
Direktur Konten Digital untuk Google Android Jamie Rosenberg mengatakan layanan Google Musik Beta memungkinkan orang mengunggah sampai dengan 20 ribu lagu, termasuk dari iTunes. "Ini hanya untuk musik yang diperoleh secara sah. Kami akan menjaga agar tidak ada hak-hak yang dilanggar," kata dia.
Untuk rencana tersebut Google telah melakukan pembicaraan dengan empat perusahaan musik besar. EMI, Universal Music Group, Sony Music, dan Warner Music. Google akan meminta lisensi untuk katalog toko musik online.
Namun dari keempatnya baru EMI yang hampir mendekati kesepakatan. Sedangkan yang lain, meskipun belum mencapai kata sepakat, Google masih terus melakukan pembicaraan yang intensif.
Toko musik online milik Google itu akan menggabungkan layanan penjualan ritel dan remote music storage, yakni layanan musik berbasis cloud.
Layanan toko musik berbasis cloudsudah terlebih dulu dilakukan Apple melalui teknologi iCloud. Apple menyatakan layanan ini menawarkan kombinasi yang lebih komprehensif dari fitur yang dimiliki Amazon dan Google.
Dibanding Google dan Amazon, Apple sudah mengantongi lisensi dari empat label musik besar. Hal ini memungkinkan pengguna memiliki perpustakaan musik online yang bisa diakses dari mana pun tanpa melalui uploading.
Sedangkan Google Beta dan Player Cloud milik Amazon, meski memungkinkan penyimpanan musik secara online, layanan tersebut tidak memiliki lisensi dari perusahaan musik. Walhasil pengguna harus meng-upload terlebih dulu sebelum musik disimpan di sistem.
Sebelumnya, saat Google meluncurkan layanan penyimpanan musik gratis Mei lalu, eksekutif Google mengatakan tidak bisa mencapai kesepakatan dengan label rekaman. Para label besar itu mengkhawatirkan layanan musikonline ini melegitimasi pembajakan.
Direktur Konten Digital untuk Google Android Jamie Rosenberg mengatakan layanan Google Musik Beta memungkinkan orang mengunggah sampai dengan 20 ribu lagu, termasuk dari iTunes. "Ini hanya untuk musik yang diperoleh secara sah. Kami akan menjaga agar tidak ada hak-hak yang dilanggar," kata dia.
( Sumber : TempoInteraktif )
Follow @BlogAB
Posted by Unknown
on 18.01. Filed under
Google,
Musik
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response