Bank Mandiri ‘Buka Cabang’ di Jejaring Sosial
Tingginya pengguna Facebook dan Twitter di Indonesia mendorong Bank Mandiri untuk meningkatkan akses perbankan melalui sosial network.
Menurut Pahala Mansury, Direktur Keuangan Bank Mandiri, saat ini pengguna Facebook di Indonesia terbesar kedua di dunia dan pengguna Twitter negeri ini terbanyak keempat di dunia.
“Tingginya pengguna jejaring sosial di Indonesia mendorong kami untuk meningkatkan akses perbankan pada masyarakat khususnya masyarakat yang belum tersentuh bank,” kata Pahala di Denpasar, 21 Oktober 2011.
Menurut Pahala, dengan menggunakan teknologi ini dan e-ecommerce oppurtunity, pihaknya akan dapat meningkatkan paymentkarena besarnya pengguna sosial network di Indonesia. Dan ini artinya, transaksi di cabang akan beralih ke social mobile banking.
“Dengan tingginya pengguna Facebook, maka akan ada peningkatan transaksi perbankan masyarakat piramida di level bawah,” kata Pahala. “Hal ini menjadi penting karena bottom of piramid menjadi sumber pertumbuhan penting dan pertumbuhan sektor yang paling bawah mencapai 22 hingga 24 persen. Ini angka yang besar sekali,” ucapnya.
Selain itu, Pahala menyebutkan, perkembangan infrastruktur menggunakan mobile e-banking dinilai lebih efesien dari pada Bank Mandiri harus membuka cabang baru yang bisa menelan biaya hampir Rp1 triliun.
“Saya rasa ini lebih efisien karena kalau kita investasi dan membuka cabang baru, diperkirakan menelan biaya sebesar Rp1 triliun dan jika investasi ATM akan menelan biaya sekitar Rp250 juta,” pungkas Pahala.
Menurut Pahala Mansury, Direktur Keuangan Bank Mandiri, saat ini pengguna Facebook di Indonesia terbesar kedua di dunia dan pengguna Twitter negeri ini terbanyak keempat di dunia.
“Tingginya pengguna jejaring sosial di Indonesia mendorong kami untuk meningkatkan akses perbankan pada masyarakat khususnya masyarakat yang belum tersentuh bank,” kata Pahala di Denpasar, 21 Oktober 2011.
Menurut Pahala, dengan menggunakan teknologi ini dan e-ecommerce oppurtunity, pihaknya akan dapat meningkatkan paymentkarena besarnya pengguna sosial network di Indonesia. Dan ini artinya, transaksi di cabang akan beralih ke social mobile banking.
“Dengan tingginya pengguna Facebook, maka akan ada peningkatan transaksi perbankan masyarakat piramida di level bawah,” kata Pahala. “Hal ini menjadi penting karena bottom of piramid menjadi sumber pertumbuhan penting dan pertumbuhan sektor yang paling bawah mencapai 22 hingga 24 persen. Ini angka yang besar sekali,” ucapnya.
Selain itu, Pahala menyebutkan, perkembangan infrastruktur menggunakan mobile e-banking dinilai lebih efesien dari pada Bank Mandiri harus membuka cabang baru yang bisa menelan biaya hampir Rp1 triliun.
“Saya rasa ini lebih efisien karena kalau kita investasi dan membuka cabang baru, diperkirakan menelan biaya sebesar Rp1 triliun dan jika investasi ATM akan menelan biaya sekitar Rp250 juta,” pungkas Pahala.
( Sumber : VIVAnews )
Follow @BlogAB
Posted by Unknown
on 01.35. Filed under
Ekonomi,
Nasional
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response